U Hasanah. Hasanah, U. (2016). Majelis Taklim Perempuan dan Pergeseran Peran Publik Keagamaan PISSN 2085-4005; EISSN 2721-2866. Majelis Taklim sebagai Basis Pemberdayaan Umat. Jan 2018. 105-113
Teks ini diharapkan bisa mempermudah dalam acara kegiatan pengajian rutin yang dilaksanakan ibu-ibu kelompok majelis taklim. Setiap pelaksanaan pengajian di majelis taklim Kata sambutan akan selalu ada yang akan disampaikan oleh ketua mejaleis taklim. Majelis taklim adalah sebuah organisasi yang bergerak di bidang keagamaan.
[PERIODE APRIL – DESEMBER 2010] APRIL 2010 Tanggal 18 April 2010, dirumah Ibu Ika-HH15 diadakan Rapat Perdana Ibu-Ibu warga cluster Semeru untuk merumuskan berbagai kegiatan cluster yang dipimpin oleh Ibu Siti Sa’adah Ibu RT. Dari rapat tersebut dihasilkan beberapa kegiatan dan penanggungjawabnya. PROGRAM KEGIATAN IBU-IBU WARGA CLUSTER SEMERU DAN PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN Program PKK dan Posyandu PJ, Ibu Ai Mama Ais dan Ibu Dewi Mama Reno Program Olah Raga PJ, Ibu Eka Mama Airin Program Majelis Ta’lim PJ, Ibu Ika Humas PJ, Ibu Siti Ibu RT dibantu dasawisma Arisan dan Kas RT PJ, Ibu Budi Tanggal 25 April 2010, dirumah Ibu Ika-HH15 didakan rapat lanjutan dalam menentukan jadwal pelaksanaan kegiatan, struktur tambahan, dan saran fokus awal materi hanya Pembahasan Majelis Ta’lim. JADWAL MAJELIS TA’LIM Semula Setiap Ahad sore dirubah menjadi Sabtu Sore Ba’da Ashar STRUKTUR TAMBAHAN MAJELIS TA’LIM Ketua Ibu Ika Wakil Ketua Ibu Ningsih Sekretaris Ibu Lina Bendahara Ibu Budi USULAN MATERI Untuk awalan Ibu-ibu meminta membahas memperbaiki bacaan Al-Qur’an dan Ibadah, Pemateri menggunakan sumber daya yang ada, dan bila dana memungkinkan mengundang Ustadzah 1 bulan sekali. MEI 2010 Tanggal 1 Mei 2010, Pengajian perdana Majelis Ta’lim Semeru dirumah Ibu Ika – HH15 dengan kegiatan Ta’aruf/Perkenalan Warga Baru dengan Kajian “KEUTAMAAN MEMBACA AL-QUR’AN” diisi oleh Bu Ika Tanggal 8 Mei 2010, Pengajian dirumah Ibu Martuti – HD06 diisi oleh Ibu Ika dengan Kajian “TADARRUS AL’QUR’AN “ Tanggal 15 Mei 2010, Pengajian dirumah Ibu Yanti – HC 27 diisi oleh Ibu Ika dengan kajian “FADHILAH DO’A DAN ADAB BERDO’A” Tanggal 22 Mei 2010, Pengajian dirumah Ibu Eka/Mama Airin – HI14 diisi oleh Ibu Lina dengan kajian “ADAB ANAK TERHADAP ORANGTUA” Tanggal 29 Mei 2010, Pengajian rutin diganti Tasyakuran dirumah Ibu Nur – HE06 dan disampaikan jadwal pengajian pekanan. PROGRAM KERJA Minggu ke 1 Kajian Tahsin – Tilawah, oleh Bu Lina Minggu ke 2 Kajian Al Qur’an dan Hadits, oleh Bu Ika Minggu ke 3 Kajian Fiqh dan syari’ah, oleh Bu Lina Minggu ke 4 Kajian Aqidah, oleh Bu Ika Notes Ustadz/Ustadzah direncanakan tiap 3 bulan, yaitu Juli, September, dan Desember……. JUNI 2010 Tanggal 5 Juni 2010, Pengajian rutin dirumah Ibu Ani/Mama Ikhsan – HH11 dengan kajian “MUQODDIMAH ILMU TAJWID” diisi oleh Bu Ika. Tanggal 12 Juni 2010, Pengajian rutin dirumah Ibu Budi –HC28 dengan kajian “DOA SEPUTAR IBADAH” diisi oleh Ibu Ika 10. Tanggal 19 Juni 2010, Pengajian rutin dirumah Ibu Neni/Mama Riska-HH05 dengan kajian “FIQH THOHAROH” diisi oleh Ibu Lina. 11. Tanggal 26 Juni 2010, Pengajian rutin dirumah Ibu Wiwin – HK11 dengan kajian “IMAN KEPADA MALAIKAT” diisi oleh Ibu Ika JULI 2010 12. Tanggal 03 Juli 2010, Pengajian dirumah Ibu Latifah/Mama Rafi – HJ22 dengan kajian “MAKHORIJUL HURUF” diisi oleh Ibu Lina 13. Tanggal 10 Juli 2010, Pengajian dirumah Ibu Ningsih – HK16 dengan kajian “DOA-DOA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI” diisi oleh Ibu Ika, dan diumumkan program tambahan berupa Kajian AL QUR’AN bagi warga yang berminat menghafal Juz amma dan kajian tafsir singkat surat-surat dalam juz’amma. Program Kajian tambahan ini dilaksanakan setiap hari Jum’at jam – WIB. 14. Tanggal 17 Juli 2010, Pengajian dirumah Ibu Amah – HI16 diisi oleh Ibu Lina 15. Tanggal 24 Juli 2010, Pengajian dirumah Ibu Eva/Mama Raka-HC29 dengan kajian “IMAN KEPADA RASUL” diisi oleh Ibu Ika 16. Tanggal 25 Juli 2010, Undangan dari Majelis Taklim Grand Kahuripan diMushola Papandayan untuk membentuk kepengurusan majelis taklim se grand kahuripan. 17. Tanggal 31 Juli 2010, Pengajian dirumah Ibu Atih – HO02 dengan kajian “FIQH THOHAROH/WUDHU” diisi oleh Ibu Lina AGUSTUS 2010 18. Tanggal 7 Agustus 2010, Pengajian rutin diganti tasyakuran dirumah Mama Risma – HJ20 19. Tanggal 8 Agustus 2010, diadakan TARHIB RAMADHAN 1431 H bersama dengan Bapak-bapak di Mushola sementara semeru / Lapangan HC dengan menghadirkan pembicara Ustadz Nanang, Spd. 20. Selama bulan Ramadhan Pengajian rutin setiap sabtu LIBUR, sebagai gantinya diselenggarakan “TADARUS QUR’AN“ setiap hari waktu sempat berubah-ubah, akhirnya tetap jam pagi bertempat di Musholla Sementara. Dan Taddarus ditutup dengan melakukan khataman Qur’an. SEPTEMBER 2010 21. Tanggal 25 September 2010, dirumah Mama Riska-HH05 Pengajian di buka kembali setelah libur Idul Fitri dengan menggelar acara “HALAL BI HALAL DAN SILATURRAHMI IBU-IBU SEMERU”. Sehubungan dengan bertambahnya warga dan niat memperbaiki kinerja Majelis Ta’lim maka di forum tersebut dibuka “REKRUTMEN TERBUKA PENGURUS MAJELIS TA’LIM SEMERU” dan dihasilkan 10 orang bersedia dengan kerelaan tanpa paksaan untuk menjadi pengurus. IBU-IBU YANG BERSEDIA MENJADI PENGURUS Ibu Budi, 2. Ibu Ika, 3. Ibu Rubby, 4. Ibu Nur, 5. Ibu Zulia Mama Firly, 6. Ibu Dwi Mama Kinan, 7. Ibu Neni Mama Riska, 8. Ibu Heny Mama Najla, 9. Ibu Esti Mama Irma, 10. Ibu Ai Mama AisPengurus Majelis Taklim lama Ibu Ningsih dan Ibu Lina tidak bersedia lagi menjadi pengurus. Notes jumlah yang hadir 26 orang, semua yg hadir ditanya satu persatu tentang kesediaannya 22. Tanggal 29 September 2010, dirumah Ibu Ika-HH15 diadakan Rapat pengurus untuk merevisi program kerja Majelis Ta’lim yang dihadiri oleh 8 dari 10 orang pengurus, dan dihasilkan struktur kepengurusan Majelis Ta’lim dan program kerja yang baru STRUKTUR PENGURUS MAJELIS TA’LIM REVISI Ketua Ibu Ika Wakil Ketua Ibu Neni Mama Riska Sekretaris I/II Ibu Dwi Mama Kinan dan Ibu Zulia Mama Firly Bendahara I/II Ibu Heny Mama Najla dan Ibu Esti Mama Irma Humas Ibu Rubby dan Ibu Ai Mama Ais PROGRAM KERJA REVISI 1 TA’LIM TAMBAHAN setiap Jum’at Pagi Halaqoh Qur’an, khusus bagi peserta yang ingin memperbaiki bacaan Qur’an, hafalan dan tafsir juz amma TAKLIM RUTIN setiap Sabtu Sore Mg. ke 1 Pembacaan Yasin dan materi dari Ibu Lina Mg. ke 2 Al Ma’tsurot dan materi dari Ibu Ika Mg. ke 3 Tadarus Al Qur’an dan materi dari Ibu Ika Mg. ke 4 Mendatangkan Ustadzah/ pembicara tamu OKTOBER 2010 23. Tanggal 02 Oktober 2010, Pengajian rutin dirumah Ibu Zulia/Mama Firli – HA16 dengan tema Kajian Tahsin – Tilawah diisi oleh Bu Lina. 24. Tanggal 09 Oktober 2010 Pengajian rutin dirumah Ibu Esthi – HJ32 dengan kajian “DOA PARA NABI DAN RASUL / ALMATSURAT” diisi oleh Ibu Ika 25. Tanggal 16 Oktober 2010 Pengajian Rutin diganti tasyakuran dirumah Ibu Heni/Mama Najla-HN04. 26. Tanggal 23 Oktober 2010, Pengajian dirumah Ibu Mia/Mama Diandra-HN03 diisi oleh Bu Ika dengan kajian “IMAN KEPADA KITAB ALLOH” 27. Tanggal 30 Oktober 2010, Pengajian dirumah Ibu Irma/Mama Salwa – HL07 dengan menghadirkan pembicara dari luar yaitu Ibu Lia Apriani Ketua Majelis Ta’lim Rinjani, dengan tema kajian “MENELADANI AKHLAQ RASUL AMANAH” NOVEMBER 2010 28. Tanggal 06 November 2010, Pengajian di rumah Ibu Wulan/Mama Nabil – HK 12B dimana pemateri Ibu Lina tidak bisa hadir dan ada masukan dari beberapa warga yang menginginkan Pengajian setiap hari sabtu diubah menjadi 2 minggu sekali. 29. Tanggal 09 November 2010, Bu RT mengadakan rapat bersama pengurus dirumah Ibu Neni – HH05 untuk membahas usulan warga, dan dihasilkan beberapa keputusan PROGRAM KERJA REVISI 2 Khusus Ta’lim Rutin Hari Sabtu Kocokan tempat ditiadakan karena dipandang memberatkan Konsumsi ditiadakan dan infaq untuk konsumsi ditiadakan seadanya saja tidak perlu dipaksakan Frekuensi pengajian menjadi 2minggu sekali dan mendatangkan pembicara dari luar sempat ada diskusi panjang tentang ini 30. Tanggal 13 November 2010, Pengajian dirumah Ibu Heni/Mama Najla – HN04 diisi oleh Ibu Lina, dan disampaikannya hasil revisi 2 dan usulan MT Rinjani kepada ibu-ibu peserta pengajian tentang program pengajian bergilir dicluster semeru, rinjani dan merapi dan para ibu-ibu tidak menyetujui pengajian menjadi dua minggu sekali dan mengusulkan beberapa hal. PROGRAM KERJA REVISI 3 Khusus Ta’lim Rutin Hari Sabtu Menyetujui point 1 dan 2 dari program kerja revisi 2 MT tetap diadakan seminggu sekali, tetapi setiap 2 minggu diadakan acara selingan Tata cara dan materi diserahkan kepada pemateri masing-masing. Maka jadwal menjadi sbb Sabtu Mg Ke 1 Yasinan dan Materi dari Ibu Lina Sabtu Mg Ke 2 Ta’lim gabungan Semeru, Rinjani, dan Merapi tempat bergilir Sabtu Mg Ke 3 Tadarus Qur’an dan Materi dari Ibu Ika Sabtu Mg Ke 4 Pembicara/Ustadzah tamu 31. Tanggal 20 November 2010, Pengajian dirumah Bu Ika-HH15 dengan kajian AlQur’an diisi oleh Bu Ika dan dilanjutkan dengan rapat panitia pengajian se-grand kahuripan. 32. Tanggal 27 November 2010, Pengajian dirumah Ibu Eki-HC26 dengan menghadirkan Pembicara tamu dari Ketua Majelis Ta’lim se Grand Kahuripan “Ibu Anik” dari Papandayan dengan tema “AKHLAQ MENJAGA LISAN” 33. Tanggal 28 November 2010, Majelis Ta’lim Semeru menjadi “Tuan Rumah acara Silaturahim Majelis Ta’lim se-Grand Kahuripan yang dihadiri oleh Pengurus Majelis Taklim dari Cluster Papandayan, Pangrango, Patuha, Arjuna, Bromo, Rinjani, Merapi. DESEMBER 2010 34. Tanggal 4 Desember 2010, Pengajian rutin dirumah Ibu Lina – HA21 diisi oleh Ustadz Dedy dan Ibu Lina. 35. Tanggal 5 Desember 2010, Majelis Ta’lim Semeru menjadi panitia Pengajian Bulanan Majelis Ta’lim se Grand Kahuripan yang dihadiri oleh ± 130 jama’ah pengajian dari seluruh cluster bertempat di Masjid Al Ihsan – Papandayan, dengan tema “INDAHNYA KEBERSAMAAN” dan menghadirkan pembicara Ustzh. Iin Suprihatin 36. Tanggal 11 Desember 2010, Pengajian gabungan dengan Rinjani berjalan untuk pertama kalinya bertempat di Mushola Rinjani dengan pembicara Ibu Lia dan tema “KIAT WANITA MUSLIMAH” 37. Tanggal 18 Desember 2010, Pengajian rutin hari sabtu diganti Tasyakuran dirumah bu Ningsih 38. Tanggal 19 Desember 2010, Diadakan pertemuan Silaturahmi di rumah Ibu RT dimana ada usulan untuk diadakan Pengajian tambahan, pada setiap hari Ahad pagi jam 8 dengan tema “BELAJAR RATIB DAN MAULID”. 39. Tanggal 26 Desember 2010, Pengajian rutin dirumah Ibu Yudi – HF10 menghadirkan pembicara dari luar Ibu Tukirah Terapist Kesehatan Wanita dengan kajian “KESEHATAN, KECANTIKAN DAN WANITA” USULAN PROGRAM KERJA REVISI 4 MAJELIS TA’LIM SEMERU MEMILIKI 3 PROGRAM KERJA 1. TA’LIM RUTIN setiap hari “SABTU jam untuk Mg ke-1 Sampai Mg ke-3” dan “AHAD jam untuk Mg ke-4” UMUM bagi seluruh Muslimah warga Semeru 2. TA’LIM TAMBAHAN a. BELAJAR AL-QUR’AN Setiap hari “JUM’AT jam KHUSUS bagi yang mau belajar Tahsin- Tilawah, Hafalan, dan Tafsir singkat Al-Qur’an b. BELAJAR RATIB DAN MAULID setiap hari “AHAD jam KHUSUS bagi yang mau belajar Ratib dan Maulid NOTES Majelis Ta’lim Semeru bersifat “BEBAS, TERBUKA, dan TANPA PAKSAAN” Majelis Ta’lim Semeru adalah forum Silaturrahim Ibu-Ibu MUSLIM warga Cluster Semeru sebagai sarana untuk berUKHUWWAH ISLAMIYAH dan THOLABUL ILMI. Kepengurusan Majelis bersifat terbuka, Jika ada Warga yang berminat menjadi pengurus dengan SENANG HATI kami menerimanya dan jika ada ide, kritik ataupun saran silahkan sampaikan kepada pengurus dan dapat menghadiri RAPAT RUTIN PENGURUS MAJELIS TA’LIM yang diselenggarakan setiap JUM’AT MINGGU KE-1 JAM Klapanunggal 26 Desember 2010 Ketua Majelis Ta’lim Sekretaris Ika Patmawati Dwi Lestari
Шιկըсεйիшо սощ
የ οճኛπ օղፔչанар
Αպе պуցоψи
Опручуσи ιኗըγуթ
Ойеջаψеտ веφеፌጄ мибիጥеч
Аλኑсուዛը ըкосωլо аዣևክን
Оγыχቲկ у
ያዡстоቂиձ ոጹաшጾψ ቼлυсаጿегле
Peran Majelis Taklim Al-Magfirah Melalui Pemanfaatan Media Sosial Dakwah Islamiyah Terhadap Pemahaman Keagamaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Di Kelurahan Talise Untuk menyampaikan pesan dakwah keagamaan melalui media sosial kepada ibu-ibu rumah tangga
- Mubalighah Muda dan Pendidika di Darus Sunnah International Institute for Health and Sciences, Izza Farhatin, menyampaikan, kegiatan pengajian majelis taklim di masa pandemi Covid-19 kini dilakukan secara virtual. Model virtual ini menjadi opsi yang harus diambil meski ada jamaah yang kesulitan mengikutinya. "Majelis taklim jadi tetap jalan, rata-rata jamaahnya adalah ibu-ibu yang melek teknologi," kata dia dalam diskusi bertajuk "Geliat Majelis Taklim di Masa Pandemi" yang digelar Republika, Sabtu 12/12, secara daring. Izza mengakui, jumlah jamaah yang mengikuti pengajian di masa pandemi mengalami penurunan signifikan karena digelar secara virtual. "Ibu-ibu yang menghadiri tidak sebanyak biasanya. Secara kuantitas sangat menurun. Biasanya yang tidak ikut itu yang sudah sepuh. Sedangkan yang usia muda-muda masih aktif mengikuti kajian," katanya. Bahkan, lanjut Izzah, ada majelis taklim yang tidak bisa melanjutkan kegiatan pengajian karena jamaahnya merupakan kalangan yang berusia senja. Materi pengajian yang diajarkan itu berkaitan gramatikal di dalam Alquran sehingga banyak di antara jamaah yang tidak nyaman jika kegiatan digelar secara virtual. "Jadi belum bisa lanjut karena belum begitu bisa menikmati kajian dengan menggunakan Zoom atau media digital lainnya," paparnya. Di sisi lain, ada juga majelis taklim dengan peserta dari kalangan yang beragam, mulai dari ibu-ibu yang berusia 40-an hingga 70-an. Jamaah yang berusia lanjut di majelis taklim didampingi anggota keluarganya saat hendak mengikuti pengajian melalui Zoom. Izzah menjelaskan, di masa awal pandemi Covid-19, pengajian majelis taklim sempat terhenti beberapa bulan. "Setelah Lebaran kemarin, melihat bahwa ada di antara jamaah yang usianya senja, akhirnya ketua dari majelis taklim itu memutuskan kajian diadakan via zoom dan itu berlanjut sampai saat ini," ujarnya. Pengajian melalui jarak jauh, terang Izzah, mulai dilakukan selama Ramadhan 2020. Ceramah yang disampaikan ustazah direkam dalam video lalu dibagikan ke grup WhatsApp jamaah majelis taklim. Cara ini menjadi pilihan karena sebagian jamaah kesulitan menggunakan Zoom. "Selama Ramadhan itu jadi kita sering mengirim video singkat berkaitan dengan keutamaan Ramadhan, dan tata cara ibadah. Selain itu kita juga tetap mengadakan kegiatan khataman mingguan, jadi masing-masing orang dalam satu pekan itu kebagian satu juz," katanya. Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Persaudaraan Muslimah PP Salimah, Etty Pratiknyowati, yang juga hadir dalam acara diskusi itu menekankan pentingnya ketahanan iman dalam menghadapi pandemi Covid-19. Orang yang beriman harus menghadapi pandemi sebagai ujian Allah SWT dengan sikap yang diajarkan dalam Islam. "Dalam konteks ke-Salimah-an, penting untuk disampaikan kepada ibu-ibu majelis taklim, bahwa yang harus kita jaga itu adalah ketahanan, bahwa musibah atau ujian itu memang selalu ada, tetapi bagaimana daya tahan kita, itu yang paling penting," ucapnya. "Kita semua sebagai orang beriman menghadapi ini sebagai ujian, bagaimana kita harus memiliki sikap menghadapi pandemi, di hadapan Allah SWT dan juga manusia. Ini yang menjadi prinsip bagi kami. Di balik musibah, tentu ada banyak berkahnya," ujarnya. Etty juga menyadari, pandemi ini memengaruhi beberapa aspek seperti kesehatan, ekonomi dan psikologi. "Maka kami selalu ingatkan bahwa ketahanan keluarga itu sesuatu yang penting. Kami juga sampaikan kepada ibu-ibu jangan sampai kita goyah, kita yakin ini ujian Allah yang menguji keimanan kita," imbuhnya. PP Salimah, lanjut Etty, terus memperkuat kegiatan pendidikan, pelatihan dan ekonomi di masa pandemi sekarang ini. Tiga jenis kegiatan ini termasuk dalam dakwah yang dilancarkan Salimah ke tengah masyarakat. Berbagai hal pun menjadi objek kajian, misalnya pada bidang psikologi, parenting, enterpreneur, dan sebagainya sebagai langkah penguatan. Sementara untuk menguatkan ekonomi, Salimah memulainya dengan gerakan yaitu membangun lembaga koperasi. "Salimah sangat mendorong ibu-ibu untuk memiliki kemampuan untuk memproduksi sesuatu dan kita mendorong anggota majelis taklim dan anggota Salimah untuk membelinya agar produk itu terserap," tuturnya.
MajelisTaklim bukan sekadar wadah berkumpul ibu-ibu Muslimah. "Majelis Taklim bukan sekadar wadah berkumpul ibu-ibu Muslimah, tetapi diharapkan keberadaannya dapat memberikan sumbangsih pemikiran positif bagi pembinaan umat, terutama anak dan generasi muda dalam keluarga dan di permukiman masing-masing," kata Widya saat melantik pengurus
Artinya “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat maka pahalanya dari Allah swt. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim”. C. Majelis Taklim Menurut akar katanya, istilah majelis taklim tersusun dari gabungan dua kata yaitu kata majelis yang berarti tempat dan dan taklim yang berarti tempat pengajaran atau pengajian bagi orang-orang yang ingin mendalami ajaran-ajaran Islam sebagai sarana dakwah dan pengajaran agama. Majelis taklim adalah salah satu lembaga pendidikan diniyah non formal yang bertujuan meningkatkan keimanan 31 Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, Bandung CV Pustaka Setia, 2010, hlm 96 dan ketaqwaan kepada Allah swt dan akhlak mulia bagi jamaahnya, serta mewujudkan rahmat bagi alam Dalam Insiklopedia Islam dikatakan bahwa majelis adalah suatu tempat yang didalamnya berkumpul sekelompok manusia untuk melakukan aktivitas atau Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia majelis adalah pertemuan dan perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa majelis taklim adalah suatu tempat atau bangunan untuk berkumpulnya banyak orang yang ingin memperdalam ajaran Islam. Menuntut ilmu itu tidak hanya dilakukan oleh anak-anak saja, melainkan juga orang tua. Para orang tua yang disibukkan oleh pekerjaan tentu tidak dapat menambah ilmu yang diharapkannya dari lembaga pendidikan formal. Selain faktor usia dan waktu, juga mereka akan berfikir ulang akan faktor keuangan yang mereka miliki. Menyikapi permasalahan tersebut, tentu para orang tua akan mencari jalan alternatif untuk dapat menimba ilmu dan memperdalam ilmu agama. Orang tua tidak hanya dapat memperoleh pendidikan formal saja, tetapi juga dapat memperoleh melalui jalur pendidikan non-formal. Salah satu pendidikan non-formal yang masih eksis sampai sekarang yaitu majelis 32 Hanny Fitriyah DKK, Manajemen dan Silabus Majelis Taklim, Jakarta Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta, 2012, hlm 12 33 Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, ed Majelis, Ensiklopedia Islam, Jakarta Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994, hlm 121 34 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka, 1998, hlm 667 35 Badrus Zaman dan Munawaroh, Peran Majelis Taklim Dalam Meningkatkan Pemahaman Keagamaan Masyarakat, Jurnal Penelitian Institut Agama Islam Negeri Salatiga, Vol 14, No 2, Agustus 2020, hlm 372 Keberadaan majelis taklim dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan perilaku keagamaan, baik yang berakitan dengan ibadah mahdhoh maupun ghoir mahdhoh, seperti shodaqoh, infak, tolong menolong, dan silaturahmi. Dalam hal ini, pengurus majelis taklim dapat memberikan bimbingan dan penjelasan tentang tatacara pelaksanaan ibadah sesuai dengan ketentuan syariat 1. Fungsi dan Tujuan Majelis Taklim Tuty Alawiyah merumuskan bahwa tujuan majelis taklim dari segi fungsi yaitu a. Berfungsi sebagai tempat belajar, maka tujuan majelis taklim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama yang akan mendorong pengalaman agama. b. Berfungsi sebagai tempat kontak sosial, maka tujuannya adalah silaturahmi. c. Berfungsi mewujudkan minat sosial, maka tujuannya adalah meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan 2. Metode Majelis Taklim Menurut M Arifin, ada beberapa metode yang diterapkan oleh majelis taklim yaitu a. Majelis taklim yang diselenggarakan dengan metode ceramah. Metode ini dilakukan dengan dua cara yaitu pertama ceramah 36 Fatma Inayah 2018, Pengaruh Keaktifan Mengikuti Majelis Taklim Abudzar Al-Ghifari Terhadap Perilaku Keagamaan Ibu-Ibu Dusun Boyolali Kecamatan Batanghari, Skripsi, Lampung Institut Agama Islam Metro 37 Tutty Alawiyah, Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Taklim, Bandung Mizan, 1997, cet-1, hlm 78 umum, dimana pengajar atau ustadz bertindak aktif dengan memberi pelajaran atau ceramah, sedangkan peserta pasif. Yang kedua, ceramah terbatas, dimana biasanya terdapat kesempatan untuk tanya jawab. Jadi, antara pengajar dan peserta atau jamaah ada timbal balik atau sama-sama aktif b. Majelis taklim yang diselenggarakan dengan metode halaqooh. Dalam hal ini pengajar atau ustadz memberikan pelajaran biasanya dengan memegang suatu kitab tertentu. c. Majelis taklim yang diselenggarakan dengan metode mudzakarah, metode ini dilaksanakan dengan cara tukar menukar pendapat atau diskusi mengenai suatu masalah pendapat atau diskusi masalah yang disepati untuk diabahas d. Majelis taklim yang diselenggarakan dengan metode campuran, artinya majelis taklim menyelenggarakan kegiatan pendidikan atau pengajian tidak dengan satu macam metode saja melainkan dengan berbagai metode secara D. Kerangka Berpikir Kerangka pemikiran merupakan pandangan atau model pola pikir yang menunjukkan permasalahan yang akan diteliti, yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui Majelis Taklim Nurul Falah merupakan salah satu lembaga pendidikan non formal yang membantu masyarakat untuk lebih 38 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta Bumi Aksara, 2005, cet 2. Hlm 10 39 Sugiono, Metode Penelitian Admiinistrasi dilengkapi dengan Metode R & D, Bandung Alfabeta, 2006, hlm memahami agama Islam. Masyarakat atau individu yang bermasalah dalam hal pengetahuan agama sehingga berujung pada perilaku keagamaan yang kurang baik dalam kesehariannya, maka hal ini perlu adanya bimbingan agama agar dapat meningkatkan perilaku keagamaan. Penelitian ini untuk mengetahui proses pelaksanaan bimbingan agama dalam meningkatkan perilaku keagamaan para jamaah di Majelis Taklim Nurul Falah, dan apakah bimbingan agama tersebut dapat meningkatkan perilaku keagamaan jamaah Majelis Taklim Nurul Falah. 43 BAB III GAMBARAN UMUM MAJELIS TAKLIM NURUL FALAH A. Sejarah Singkat Majelis Taklim Nurul Falah Majelis Taklim Nurul Falah berdiri pada tanggal 12 Juni 2006. Majelis taklim ini berawal dari usulan beberapa ibu-ibu salah satunya ibu Muryanah karena tidak adanya bimbingan agama di Desa Kaliasin dan kurangnya pemahaman agama masyarakat sehingga berimbas pada perilaku keagamaan masyarakat yang kurang baik, dan kurangnya pembelajaran mengenai cara membaca Al-Qur’an yang baik. Karena tidak adanya bimbingan agama di desa ini maka beberapa ibu-ibu yang sadar akan pentingnya ilmu agama mereka mengikuti bimbingan agama di luar desa, setelah berlangsung beberapa tahun akhirnya mereka berinisiatif untuk menderikin Majelis Taklim agar masyarakat disini bisa mengikuti bimbingan agama. Atas dasar itulah maka dibentuknya Majelis Taklim Nurul Falah, sebagai tempat berkumpulnya masyarakat untuk mendalami pengetahuan ilmu 1 Data Profil Majelis Taklim Nurul Falah Desa Kaliasin Kabupaten Tangerang Mempelajari Ilmu Tajwid, pembacaan Al-Qur’an,memaknai bacaan Al-Qur’an, aqidah, ilmu akhlak dan sejarah Islam, fiqih ibadah, muamalah atau ekonomi Islam, muakahat, dan membangun rumah tangga sesuai syari’at Islam dengan berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist serta didukung dengan Kitab Kuning seperti Kitab Fathul Mu’in, Kitab Uqudulujain dan lainnya B. Profil Lembaga Majelis Taklim Nurul Falah 2 Ustadzah Tanah Wakaf 50 Jamaah 400m2 Kegiatan yang sudah berjalan 1. Bimbingan Agama 2. Bimbingan Al-Qur’an 3. Ziarah kubur para wali 4. PHBI 5. Khataman Al-Qur’an tahunan 6. Santunan Yatim. C. Visi dan Misi Visi dan Misi Majelis Taklim Nurul Falah yaitu menjadikan jama’ah majelis taklim yang berakhlakul karimah, mampu mengamalkan ajaran Al-Qur’an dan Hadist, dan memberantas buta huruf Al-Qur’an. Adapun untuk misinya yaitu 1. Pemberian materi yang berpedomankan Qur’an dan Al-Hadist 2. Menanamkan dasar-dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt dan RasulNya 3. Ikut serta dalam kegiatan-kegiatan keagamaan yang ada di majelis taklim 4. Mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam keluarga maupun dalam D. Struktur Organisasi Struktur organisasi sangatlah penting dalam suatu perkumpulan tidak terkecuali dengan Majelis Taklim. Demi tercapainya visi misi dari majelis taklim tersebut dan terlaksananya kegiatan yang baik dan terarah, maka dibentuklah struktur organisasi guna mengatur kegiatan, tujuan dan kondisi finansial dari Majelis Taklim Nurul Falah. 1. Ketua Ibu Muryanah 2. Wakil Ketua Ibu Hanjar 3. Sekretaris Ibu Maemunah 4. Bendahara Ibu Fitri Amalia3 E. Program Kegiatan Adapun beberapa program kegiatan di Majelis Taklim Nurul Falah yaitu Bimbingan Agama, Bimbingan Al-Qur’an, Ziarah Kubur, PHBI, santunan anak yatim, khataman Al-Qur’an setiap bulan Ramadhan. 2 Data Profil Majelis Taklim Nurul Falah Desa Kaliasin Kabupaten Tangerang 3 Data Profil Majelis Taklim Nurul Falah Desa Kaliasin Kabupaten Tangerang Pada penelitian yang peneliti lakukan di Majelis Taklim Nurul Falah ini terdapat perbedaan dari segi pelaksanaanya, dikarenakan penelitian ini dilakukan ditengah wabah covid-19. Perbedaannya dari segi kehadiran para jamaah, sebelum adanya wabah virus corona jumlah kehadiran para jamaa’ah bisa full anggota, kini sedikit berkurang menjadi setengahnya. Pelaksanaan pengajian juga menerapkan protokol kesehatan yaitu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. F. Pembimbing Agama Pembimbing agama di Majelis Taklim Nurul Falah terdapat 2 orang, yaitu Ustadzah Hj. Masitoh dan Ustadzah Maryati, beliau adalah seorang ustadzah yang memahami ilmu agama dan mempunyai akhlak yang sesuai dengan ilmu yang dimilikinya. Beliau memberikan penjelasan kepada para jamaah yang berisikan berbagai macam ajaran Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist. Pembimbing agama menyampaikan dakwah dan juga melakukan evaluasi terhadap para jamaah, contohnya ketika sedang membahas materi tata berwudhu. Beliau mempraktekan langsung tata cara berwudhu yang benar, dan juga dalam setiap pertemuan sebelum melanjutkan kemateri lain beliau memastikan terlebih dahulu bahwa para jamaah sudah memahami materi sebelumnya, sehingga beliau selalu mengulang materi agar para jamaahnya benar-benar paham dengan materi yang disampaikan sehingga tercapai tujuan bimbingan agama tersebut. Materi yang disampaikan selain berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadist juga didukung dengan Kitab Kuning. Untuk bimbingan Al-Qur’an ibu Ustadzah Maryati memberikan penjelasan makna dan arti dari surat yang sedang dibahas dan menjelaskan tajwid dari ayat tersebut. Selain itu, pembimbing agama juga membuka diri untuk para jamaahnya jika ada suatu permasalahan atau kesulitan untuk bertanya secara pribadi datang kerumahnya ataupun melalui sambungan telepon, jika memang suatu permasalahan atau kesulitan tersebut dirasa banyak yang menghadapi maka pembimbing agama akan sedikit menjelaskan dalam forum pengajian tetapi tetap dengan cara tidak membuka identitas jamaah yang bertanya secara pribadi kepadanya. 48 BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Identifikasi Informan Adapun dalam penelitian ini subjek penelitian berjumlah sembilan orang. Dua orang pembimbing agama atau guru yaitu ibu ustadzah hj. Masitoh dan Ustadzah Maryati, ketua majelis taklim dan enam jamaah berikut adalah pemaparan mengenai gambaran umum informan dalam penelitian ini. 1. Ibu Ustadzah Hj Masitoh Ibu Utadzah Hj. Masitoh adalah seorang pembimbing agama, dan penceramah agama. Beliau lahir di Tangerang, 06-07-1972 dan beliau tinggal di Kp Cayur, 04/01, Rancailat, Kresek Tangerang-Banten. Beliau memiliki pengetahuan agama yang cukup luas, walaupun beliau tidak duduk dibangku kuliah tetapi semangat beliau untuk belajar dan mencari ilmu patut dijadikan contoh. Riwayat pendidikan beliau yaitu hanya sampai SD, tetapi setelah itu beliau Pesantren di daerah Leuwiliang Bogor pimpinan Ibu Hj Sukarsih, lanjut lagi di Pesantren Pandeglang pimpinan Kyai H. Bustomi dan Kyai H. Rohidi, kemudian lanjut lagi di daerah Sasak Serang pimpinan Kyai H. Suhemi. Beliau dikenal sebagai penceramah yang tegas terutama tentang ibadah wajib, tetapi dibalik ketegasan beliau tersimpan jiwa humoris. Beliau juga sangat perduli terhadap jamaah, jika ada jamaah yang beberapa minggu tidak masuk pengajian beliau pasti menanyakan keberadaannya, jika ada jamaah yang sakit beliau juga menyarankan untuk bersilaturahmi sekaligus menjenguk jamaah tersebut. Dalam menyampaikan materi beliau memilih kosa kata yang mudah dimengerti, agar para jamaah mudah memahami apa yang disampaikan. Ibu Hj Masitoh juga selain menjadi pembimbing di Majelis Taklim Nurul Falah, beliau menjadi guru pengajian di beberapa tempat yang totalnya ada 14 Majelis Taklim yang ia datangi di antaranya, daerah Mauk, Rajeg, Palis, Pagenjahan Kronjo, Mekar Baru. 2. Ustadzah Maryati Ustadzah Maryati adalah seorang pembimbing agama yang khusus dalam materi pembacaan AL-Qur’an beserta makna dan tajwidnya. Beliau dikenal sebagai keluarga Qori dan Qoriah, karena suami dan anak-anaknya merupakan Qori dan Qoriah semua. Beliau juga terkenal ustadzah yang sangat ramah dan rendah hati. Ustadzah Maryati mempunyai 3 orang anak, yaitu dua perempuan dan satu laki-laki. Beliau tinggal tidak jauh dari Majelis Taklim Nurul Falah. Beliau bergabung di Majelis Taklim Nurul Falah sudah lebih dari 10 tahun yang lalu. 3. Ibu Muryanah Ibu Muryanah merupakan ketua Majelis Taklim Nurul Falah yang lahir di Tangerang yang berusia 65 tahun dan menjadi ketua periode 2015-2021, rumah beliau tidak jauh dari majelis kurang lebih berjarak 100m. Menjadi ketua majelis taklim merupakan suatu tanggung jawab yang besar, karena suatu organisasi akan menjadi baik jika kepengurusannya pun baik. Ibu Muryanah juga harus menjaga sikap dan perilakunya agar menjadi contoh bagi para jamaah yang lain. 4. Ibu Fitri Amalia Ibu Fitri Amalia merupakan salah satu pengurus dari Majelis Taklim Nurul Falah, beliau lahir di Tangerang, 12-02-1978 beliau salah satu anak dari ibu Muryanah. Beliau bergabung di kepengurusan Majelis Taklim kurang lebih sudah 6 tahun. Ibu Fitri Amalia adalah seorang ibu rumah tangga, tetapi beliau mempunyai usaha rumahan yaitu membuat kue kering yang dijual di warung-warung terdekat. Bukan hal yang mudah bagi ibu Fitriyah menjadi bendahara umum yang memegang kendali keuangan majelis taklim. 5. Ibu Hanjar Ibu Hanjar merupakan salah satu jamaah majelis taklim yang sudah cukup lama bergabung mengikuti pengajian. Beliau juga mengikuti peresmian Majelis Taklim Nurul Falah, salah satu jamaah terlama di Majelis Nurul Falah. Beliau juga aktif di kantor desa sebagai BPD. 6. Ibu Wiwi Setiarini Ibu Wiwi merupakan salah satu jamaah majelis taklim yang sudah cukup lama bergabung mengikuti pengajian ini. Beliau lahir di Tangerang, 16 Oktober 1976, seorang ibu rumah tangga yang mempunyai 3 anak perempuan. Beliau juga mempunyai usaha kecil-kecilan dirumah sebagai penjual kue kering atau pun basah. Beliau sudah mengikuti pengajian selama kurang lebih 10 tahun, karena itu lah penulis memilih ibu Wiwi sebagai salah satu informan. 7. Ibu Maemunah Ibu Maemunah merupakan salah satu jamaah majelis taklim Nurul Falah yang juga sudah cukup lama kurang lebih 7 tahun yang lalu. Rumah beliau tidak jauh dari Majelis Taklim Nurul Falah, dan beliau juga sering mengikuti kegiatan-kegiatan di majelis. 8. Rosida Ibu Rosidah seorang ibu rumah tangga yang merupakan salah satu jamaah Majelis Taklim Nurul Falah kurang lebih 5 tahun yang lalu. Rumah beliau juga tidak jauh dari Majelis Taklim dan beliau aktif dalam kegiatan Majelis Taklim. 9. Siti Julaeha Ibu Julaeha atau sering dipanggil Ibu Eha yang usia nya memang terpaut lebih muda yang lahir di Tangerang, 10 Desember 1985, tetapi beliau sangat aktif di pengajian semenjak beliau menikah kurang lebih 6 tahun yang lalu. B. Temuan Penelitian Setelah memperoleh data dari informan, penulis mendapatkan temuan-temuan lapangan, sebagai berikut 1. Hambatan dalam Proses Penelitian Hambatan dalam melakukan penelitian ini yang dialami oleh penulis karena sedang maraknya terkait penyebaran Virus Covid-19 sehingga proses Bimbingan Agama di Majelis Taklim Nurul Falah sedikit mengurangi aktivitas upaya pengendalian penyebaran Virus Covid-19, tetapi Bimbingan Agama tetap berjalan setiap minggunya dengan menggunakan protokol kesehatan. Tetapi, tetap saja dari segi jamaah tidak penuh seperti biasanya. Selain itu, desa tersebut pun sempat lockdown selama dua minggu atas maklumat dari kepala desa setempat dikarenakan banyaknya masyarakat yang terpapar Covid-19. Hal itu menjadi salah satu penghambat dalam penulisan penelitian ini untuk mendapatkan data-data, mengobservasi, dan mewawancarai informan. 2. Kurangnya Pemahaman Keagamaan di Desa Kaliasin sehingga Berdampak pada Perilaku Keagamaan Permasalahan yang terjadi di masyarakat adalah kurangnya pemahaman keagamaan yang berdampak pada perilaku keagamaan. Mereka masih percaya terhadap tahayul dan ilmu-ilmu ghaib, serta masih banyak juga mereka yang masih bermain judi dan masih ada beberapa warga disana tersandung dalam kasus narkoba. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya pemahaman agama sehingga berdampak pada perilaku keagamaan atau tingkah laku yang dilarang oleh agama. Tidak sedikit masyarakat khususnya laki-laki ketika menuju waktu sholat bahkan adzan sudah berkumandang mereka tidak langsung bergegas ke masjid, begitupun ibu-ibu disana masih lebih mementingkan berkumpul dengan tetangga padahal sudah terdengar suara adzan. “Masyarakat disini memang mayoritas pekerja pabrik, ada juga yang petani. Jika dibilang pemahaman agama di Desa Kaliasin ini kurang, ya memang bisa dikatakan kurangnya pemahaman agama. karena mereka masih percaya akan takhayul, contohnya ketika ingin mendapatkan pekerjaan terkadang mereka mendatangi “dukun” mungkin ya kalau bahasa yang mudah dipahami. Mereka mendatanginya agar ketika sedang tes dilancarkan dan sehingga mereka dapat diterima di perusahaan tersebut. Dalam hal sholat berjamaah juga sangat sedikit sekali yang melaksanakan sholat berjamaah dimasjid, bahkan terkadang hanya terdapat dua atau tiga orang saja. ”1 1 Wawancara pribadi dengan Ibu Muryanah pada tanggal 20 Maret 2021 Dari pernyataan diatas bahwa, sebagian masyarakat sekitar khususnya jamaah Majelis Taklim Nurul Falah masih banyak yang belum mempunyai pemahaman agama yang baik sehingga mereka masih lalai akan kewajiban mereka kepada Allah Swt. Selain itu, disana juga masih terdapat warga yang bermain kartu pada malam hari, hal ini diungkapkan oleh Ibu Fitri bahwa “Bapak bapak di Desa Kaliasin ini khususnya sekitar majelis taklim memang masih terlihat yang bermain kartu pada malam hari. Saya pernah memergokinya, walaupun mereka mengatakan tidak memakai uang hanya sekedar hiburan saja. Makanya saya berharap suatu saat nanti ada bimbingan agama khusus untuk bapak-bapak dan remaja”2 Pada dasarnya, permasalahan yang terjadi terlihat dari latar belakang dan lingkungannya. Karena pada saat melakukan observasi dan wawancara penulis mendapatkan jawaban dari salah satu jamaah yang tetangganya masih sering ikut bermain kartu di malam hari, jamaah tersebut yaitu ibu Rosida
Amin Berangkat dari kebutuhan ibu-ibu majlis ta’lim saat ini yang memang sudah membutuhkan bangunan untuk mendukung kegiatan ibadah dan pembinaan ke-Islaman ibu-ibu warga dusun III Desa Buni Bakti. Untuk itu panitia dengan di dukung Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan Islam (Yapkis) Al Iman dan segenap warga masyarakat Kp.
Majelis taklim ibu-ibu adalah sebuah wadah untuk para ibu-ibu muslimah dalam mengembangkan pengetahuan agama dan mempererat tali silaturahmi. Program kerja majelis taklim ibu-ibu terdiri dari berbagai kegiatan yang bertujuan untuk membangun kebersamaan dan spiritualitas di antara para anggotanya. Berikut ini adalah beberapa program kerja majelis taklim ibu-ibu yang biasanya dilaksanakan. 1. Kajian Rutin Salah satu program kerja majelis taklim ibu-ibu yang paling utama adalah kajian rutin. Kajian rutin dilaksanakan setiap minggu atau setiap bulan dengan mengundang ustadz atau dai yang kompeten dalam bidang agama. Kajian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman anggota majelis taklim terhadap ajaran agama, sehingga mereka dapat menerapkan ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 2. Santunan Anak Yatim Program kerja majelis taklim ibu-ibu yang lain adalah santunan anak yatim. Kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan dana dari para anggota majelis taklim, kemudian dana tersebut disalurkan untuk memberikan santunan kepada anak yatim di lingkungan sekitar. Selain membantu mereka yang membutuhkan, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kepedulian sosial anggota majelis taklim. 3. Tausiyah Keliling Program kerja majelis taklim ibu-ibu selanjutnya adalah tausiyah keliling. Kegiatan ini dilakukan dengan mengunjungi beberapa anggota majelis taklim yang terletak di wilayah yang berbeda-beda. Dalam kegiatan ini, para anggota majelis taklim dapat saling bertukar pengalaman dan meningkatkan kebersamaan. 4. Bakti Sosial Bakti sosial adalah program kerja majelis taklim ibu-ibu yang bertujuan untuk membantu masyarakat sekitar. Kegiatan ini dapat berupa memberikan bantuan sembako bagi masyarakat yang membutuhkan, membersihkan lingkungan sekitar, atau melakukan kegiatan sosial lainnya. Dalam kegiatan ini, para anggota majelis taklim dapat menunjukkan kepedulian dan rasa empati terhadap sesama. 5. Peringatan Hari Besar Islam Majelis taklim ibu-ibu juga sering mengadakan kegiatan untuk memperingati hari besar Islam, seperti Idul Fitri, Idul Adha, dan Maulid Nabi. Kegiatan ini dapat berupa tabligh akbar, pengajian khusus, atau kegiatan lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan para anggota majelis taklim. 6. Olahraga Bersama Program kerja majelis taklim ibu-ibu yang terakhir adalah olahraga bersama. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kesehatan anggota majelis taklim dan meningkatkan kebersamaan di antara mereka. Kegiatan olahraga yang biasa dilakukan antara lain senam, jalan santai, atau bermain voli. Itulah beberapa program kerja majelis taklim ibu-ibu yang biasanya dilaksanakan. Dengan mengikuti program-program tersebut, para anggota majelis taklim dapat memperoleh manfaat yang besar, baik dari segi pengetahuan agama maupun dari segi sosial dan kesehatan. Blog
permasalahan apa yang sedang dihadapi oleh Ibu-ibu Majelis Taklim Hidayatullah Mutabdiin, dan meminta izin kepada Ustadzah Majelis Taklim Hidayatullah Mutabdiin untuk memberikan pelatihan kepada ibu-ibu Majelis Taklim Hidayatullah Mutabdiin tentang pelatihan penggunaan Ms. Power Point dalam pembuatan Poster; (3) Tahap Pelaksanaan.
Abstrak Kecamatan Koto Tangah adalah Kecamatan yang paling padat penduduknya. Kecamatan ini memiliki jumlah penduduk perempuan yang cukup besar. Pemberdayaan perempuan sangat penting dilakukan untuk memiliki jiwa kewirausahaan dalam mengembangkan ekonomi produktif. Pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan akses terhadap pengetahuan dan keterampilan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga. Kegiatan pelatihan keterampilan diharapkan berdampak pada kemampuan perempuan menciptakan lapangan kerja. Melalui pelatihan keterampilan merajut, perempuan dapat menghasilkan produk-produk rajutan yang bernilai ekonomis. Mitra yang dipilih adalah kelompok masyarakat yaitu anggota Majelis Ta’lim Masjid Al-Ikhlas di Kelurahan Dadok Tunggul Hitam Kecamatan Koto Tangah. Sebagian besar ibu-ibu yang bergabung dalam Majelis Ta’lim yang beranggotakan sebanyak 40 orang adalah ibu rumah tangga yang pada umumnya tidak bekerja dan mempunyai penghasilan yang relatif rendah. Pengabdian Kepada Masyarakat telah dilakukan dengan memberikan pelatihan terhadap ibu-ibu anggota Majelis Ta’lim. Pelatihan yang diberikan adalah membuat kerajinan rajutan tangan. Dalam pelaksanaan kegiatan, para ibu-ibu sangat antusias dalam menyimak penjelasan dan peragaan dari narasumber dan melalui tayangan video. Berbagai model rajutan diajarkan sehingga akan mempermudah mereka dalam membuat berbagai macam rajutan sehingga dapat menumbuhkan semangat berwirausaha dalam meningkatkan pendapatan keluarga. Abstract Koto tangah district is the most densely populated sub-district. This sub-district has a large enough female population. empowering women is very important to have an entrepreneurial spirit in developing a productive economy. Empowering women to increase access to knowledge and skills, so as to improve family welfare. Skills training activities are expected to have an impact on women's ability to create employment. through training in knitting skills, women can produce knitted products of economic value. The partner chosen was the community group members of the al-ikhlas mosque assembly council in dadok tunggul hitam village, koto tangah district. most of the mothers who joined the ta'lim assembly with 40 members were housewives who generally did not work and had relatively low incomes. Community service has been carried out by providing training to women members of the ta'lim assembly to develop their economy. The training provided is making hand-knitted crafts. in carrying out the activity, the mothers were very enthusiastic in listening to the explanation and demonstration from the speakers and through the video. Various knitting models are taught so that it will facilitate them in making various kinds of knits so as to foster an entrepreneurial spirit in increasing family income. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 77 Jurnal Masyarakat Mandiri JMM Vol. 2, No. 1, Juni 2018, Hal. 77-82 e-ISSN 2614-5758 p-ISSN 2598-8158 PEMBERDAYAAN ANGGOTA MAJELIS TA’LIM AL-IKHLAS MELALUI KEGIATAN KETERAMPILAM MERAJUT DI DADOK TUNGGUL HITAM PADANG Zeshasina Rosha1, Linda Wati2, Ice Kamela3, Arfan Ananda4, Fisti Dea M5 1,2,3,4,5Management Department, Faculty of Economics, Bung Hatta University, Indonesia 1zeshasina 2lindawati 3icekamela 4arfanda 5fistidea Abstrak Kecamatan Koto Tangah adalah Kecamatan yang paling padat penduduknya. Kecamatan ini memiliki jumlah penduduk perempuan yang cukup besar. Pemberdayaan perempuan sangat penting dilakukan untuk memiliki jiwa kewirausahaan dalam mengembangkan ekonomi produktif. Pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan akses terhadap pengetahuan dan keterampilan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga. Kegiatan pelatihan keterampilan diharapkan berdampak pada kemampuan perempuan menciptakan lapangan kerja. Melalui pelatihan keterampilan merajut, perempuan dapat menghasilkan produk-produk rajutan yang bernilai ekonomis. Mitra yang dipilih adalah kelompok masyarakat yaitu anggota Majelis Ta’lim Masjid Al-Ikhlas di Kelurahan Dadok Tunggul Hitam Kecamatan Koto Tangah. Sebagian besar ibu-ibu yang bergabung dalam Majelis Ta’lim yang beranggotakan sebanyak 40 orang adalah ibu rumah tangga yang pada umumnya tidak bekerja dan mempunyai penghasilan yang relatif rendah. Pengabdian Kepada Masyarakat telah dilakukan dengan memberikan pelatihan terhadap ibu-ibu anggota Majelis Ta’lim. Pelatihan yang diberikan adalah membuat kerajinan rajutan tangan. Dalam pelaksanaan kegiatan, para ibu-ibu sangat antusias dalam menyimak penjelasan dan peragaan dari narasumber dan melalui tayangan video. Berbagai model rajutan diajarkan sehingga akan mempermudah mereka dalam membuat berbagai macam rajutan sehingga dapat menumbuhkan semangat berwirausaha dalam meningkatkan pendapatan keluarga. Kata Kunci Majelis Ta’lim, Pemberdayaan perempuan, Keterampilan Abstract Koto tangah district is the most densely populated sub-district. This sub-district has a large enough female population. empowering women is very important to have an entrepreneurial spirit in developing a productive economy. Empowering women to increase access to knowledge and skills, so as to improve family welfare. Skills training activities are expected to have an impact on women's ability to create employment. through training in knitting skills, women can produce knitted products of economic value. The partner chosen was the community group members of the al-ikhlas mosque assembly council in dadok tunggul hitam village, koto tangah district. most of the mothers who joined the ta'lim assembly with 40 members were housewives who generally did not work and had relatively low incomes. Community service has been carried out by providing training to women members of the ta'lim assembly to develop their economy. The training provided is making hand-knitted crafts. in carrying out the activity, the mothers were very enthusiastic in listening to the explanation and demonstration from the speakers and through the video. Various knitting models are taught so that it will facilitate them in making various kinds of knits so as to foster an entrepreneurial spirit in increasing family income. Keywords Majelis ta’lim, women's empowerment, skills 78 Jurnal Masyarakat Mandiri JMM Vol. 2, No. 1, Juni 2018, hal. 77-82 A. LATAR BELAKANG Berdasarkan data BPS Kota Padang tahun 2016, jumlah penduduk Kota Padang menurut jenis kelamin, jumlah perempuan lebih banyak dari pada laki-laki. Dimana perempuan orang dan laki–laki orang. Sedangkan Kecamatan yang paling padat penduduknya adalah kecamatan Koto Tangah, dimana jumlah penduduk sebanyak orang terdiri dari laki-laki orang dan perempuan orang BPS, Kota Padang . Dengan jumlah perempuan yang cukup besar, perlu pemberdayaan perempuan untuk memiliki jiwa kewirausahaan dalam mengembangkan ekonomi produktif. Pemberdayaan perempuan dapat melalui pengembangan kewirausahaan keluarga. Pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan akses terhadap pengetahuan dan keterampilan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga. Ada pandangan selama ini kalau perempuan selalu dikonotasikan sebagai manusia pekerja domestik homemaker yang dianggap tidak dapat berkontribusi secara aktif di luar rumah sehingga perannya tidak lebih dari sekadar aktivitas dalam rumah. Sekarang justru perempuan memiliki peranan penting dalam mengembangkan ekonomi produktif dan di dunia kerja. Tuwu, 2018 Sudah menjadi trend Para Ibu di kota besar maupun di daerah membentuk kelompok majelis taklim. Tujuan majelis taklim ini lebih pada kegiatan sosial yaitu menjalin silaturahmi sekaligus pengajian Basit, 2010. Sebenarnya pertemuan rutin tersebut bisa menjadi peluang untuk meningkatkan perekonomian keluarga dengan memberikan pelatihan untuk membuat produk sederhana yang mempunyai nilai jual. Di samping sebagai bentuk peningkatan kemampuan para ibu, kegiatan tersebut juga bisa dikembangkan menjadi kegiatan wirausaha para ibu yang bisa menambah perekomian keluarga. Sutrisno, 2018. Majelis ta’lim perempuan sebagai lembaga pendidikan non formal yang ada di masyarakat memiliki potensi dan peran yang besar manakala dapat diberdayakan secara maksimal. Kegiatan pelatihan kewirausahaan kepada majelis ta”lim diharapkan berdampak pada kemampuan/keberdayaan perempuan menciptakan lapangan kerja. Melalui pelatihan kewirausahaan dalam memanfaatkan potensi alam yang berada di lingkungan setempat, perempuan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Kelompok majelis Ta’lim yang dipilih adalah kelompok masyarakat yaitu Majelis Ta’lim Masjid Al-Ikhlas di Kelurahan Dadok Tunggul Hitam Kecamatan Koto Tangah. Dari kunjungan ke tempat Majelis Ta’lim didapatkan informasi sebagian ibu-ibu yang bergabung dalam Majelis Ta’lim adalah ibu rumah tangga dan mempunyai penghasilan yang relatif rendah. Berdasarkan analisis situasi dipilih kelompok majalis taklim ini yang terdiri dari wanita yang pada umumnya tidak bekerja dan mempunyai 79 Zeshasina Rhosa, Pemberdayaan Anggota Majelis... waktu luang. Majelis Ta’lim Mesjid Al-Ikhlas adalah salah satu majelis Taklim yang ada di Kelurahan Tunggul Hitam Padang. Perkumpulan ibu-ibu yang beranggotakan sebanyak 40 orang. Kegiatan rutin yang biasa dilakukan kelompok ini adalah melakukan Pengajian setiap minggu, arisan bulanan, yasinan serta latihan rebana. Sama halnya dengan majelis taklim lainnya, majelis taklim ini kegiatan lebih berorientasi kepada kegiatan keagamaan dan sosial. Menurut Putri & Darwis, 2015, perempuan dalam kelompok majelis Taklim dapat diberdayakan agar mampu meningkatkan perekonomian keluarga. Perempuan harus mempunyai kemampuan untuk melihat potensi yang ada, peluang-peluang yang mungkin dapat dikembangkan. Menurut Hasanah, 2013Pemberdayaan perempuan adalah upaya peningkatan kemampuan perempuan dalam mengembangkan kapasitas dan keterampilannya . Melihat kondisi ini, melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat akan melakukan pelatihan terhadap anggota Majelis Ta’lim untuk bangkit membangun ekonominya. Program pemberdayaan berupa Pelatihan yang diberikan adalah membuat kerajinan rajutan tangan yang tidak mengesam-pingkan proses pendampingan dalam proses pelatihan Wildan Saugi & Sumarno, 2015. Pelatihan yang diberikan adalah membuat kerajinan rajutan tangan. Pertimbangan dipilihnya pelatihan membuat rajutan tangan karena membuat rajutan tidak sulit, waktu tidak terlalu lama dan bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan produk rajutan mudah didapat dan tidak mahal. Bahan baku utama sederhana berupa ram/net, kain, benang, spon dan asksesoris yang mudah dicari dan harganya relatif murah. Kerajinan rajutan dapat berupa rajutan pin, sendal, sepatu bayi, alas meja dan topi, serta sarung tangan untuk pengendara sepeda motor. B. METODE PELAKSANAAN Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat didanai oleh LPPM Universitas Bung Hatta. Untuk melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, tim terdiri dari dua dosen yang mempunyai bidang keahlian dibidang Pemasaran, satu dosen mempunyai kosentrasi di bidang Manajemen Sumber Daya Manusia serta mahasiswa yang membantu dalam menyiapkan pelatihan merajut. Sebagai tenaga ahli yang mengajarkan keterampilan merajut, tim mengundang seorang tenaga ahli yang memiliki keterampilan merajut dan memiliki usaha rajutan. Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, metode pelaksanaan dalam memberikan pelatihan keterampilan membuat kerajinan tangan handicraft adalah 1. Menghubungi Ketua Majelis Ta’lim Al-Ikhlas untuk mendiskusikan pelatihan dan mendata anggotanya yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga. 80 Jurnal Masyarakat Mandiri JMM Vol. 2, No. 1, Juni 2018, hal. 77-82 2. Mengadakan sosialisasi kepada anggota Majelis Ta’lim Al-Ikhlas 3. Memberikan pelatihan, pendidikan dan pendampingan dengan materi a. Kewirausaahaan dan motivasi. b. Memberikan keterampilan, berupa pelatihan pembuatan kerajinan rajutan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahap Pertama telah dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 5 April 2018 bertempat di Musholla Nurul Wahyi Dadok Tunggul Hitam. Kegiatan yang diberikan adalah pelatihan keterampilan membuat kerajinan tangan/handycraft kerajinan rajutan. Dalam pelaksanaan kegiatan, masing-masing anggota Majelis Ta’lim diberi peralatan merajut antara lain jarum dan benang. Selain dipandu oleh tenaga ahli, untuk mempermudah ibu-ibu dalam keterampilan dasar merajut, tim juga menyediakan panduan dalam bentuk gambar serta tayangan video. Selama kegiatan, peserta yang berjumlah 20 orang sangat antusias dalam menyimak penjelasan dan peragaan dari narasumber dan tayangan video. Para peserta anggota Majelis Ta’lim Al-Ikhlas. Kegiatan PKM ini juga dihadiri oleh Bapak Lurah Dadok Tunggul Hitam, yang mengapresiasi kegiatan pelatihan di kelurahan yang dipimpinannya. Untuk kepentingan publikasi kegiatan sekaligus promosi bagi Universitas Bung Hatta secara umum, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi secara khusus, kegiatan ini juga diliput oleh media massa. Demi kelancaran pelaksanaan kegiatan PKM, Tim Dosen dibantu oleh mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta. Dalam upaya untuk melatih ibu- ibu majelis Taklim ini supaya lebih mahir, kegiatan PKM lanjutan dilaksanakan pada bulan berikutnya. Pelatihan kedua ini ditujukan kepada ibu-ibu Majelis Ta’lim yang memiliki keinginan untuk mendalami keterampilan merajut. PKM lanjutan ini, dihadiri oleh ibu-ibu yang sudah memiliki keterampilan dasar merajut. Dengan keterampilan dasar yang sudah dimiliki, membuat para ibu cepat tanggap dalam memahami hal-hal baru yang diajarkan oleh tenaga ahli. Pada tahap ini diberikan pelatihan berbagai model rajutan yang akhirnya akan mempermudah mereka dalam membuat berbagai macam rajutan sehingga dapat menumbuhkan semangat berwirausaha dalam meningkatkan pendapatan keluarga. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut adalah gambar seluruh peserta pelatihan dengan Tim Pengabdian Masyarakat yang terdiri ibu-ibu majelis Ta’lim gambar 1. Pada gambar 2 terlihat ibu-ibu peserta pelatihan rajutan antusias dalam belajar. Peserta dibagi atas dua kelompok yaitu kelompok pemula yang belum pernah belajar merajut dan kelompok yang sudah pernah merajut 81 Zeshasina Rhosa, Pemberdayaan Anggota Majelis... secara sederhana. Proses kegiatan pengabdian dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2 berikut. Gambar 1. Peserta Pelatihan Gambar 2. Peserta Merajut Berikut adalah produk hasil pelatihan merajut Gambar 3. Contoh Gantungan Kunci dari Rajutan Gambar 4. Taplak Meja dan Sarung Bantal D. SIMPULAN DAN SARAN Program pengabdian masyarakat dalam rangka memberdayakan kelompok majelis taklim Masjid Al-Ikhlas di Kelurahan Dadok Tunggul Hitam ini berupa pembuatan berbagai kerajinan dari rajutan. Program pelatihan ini berjalan dengan baik, karena kerajinan rajutan yang dihasilkan mudah untuk dibuat. Tidak perlu memakan waktu yang lama untuk bisa menguasai keterampilan merajut. Hasil rajutan ini selain bisa digunakan sendiri, juga bisa dijual sebagai souvenir. Dengan memiliki keterampilan merajut, ibu-ibu majelis taklim bisa membuat berbagai kerajinan rajutan yang dapat dijual untuk meningkatkan perekonomian keluarga. Saran yang dapat diusulkan dengan adanya program pemberdayaan perempuan melalui pelatihan keterampilan merajut ini 82 Jurnal Masyarakat Mandiri JMM Vol. 2, No. 1, Juni 2018, hal. 77-82 adalah untuk mendapatkan produk rajutan yang baik dan bisa dijual, pelatihan ini tidak hanya dilakukan sekali. Harus ada beberapa kali sesi latihan baik untuk merajut bagi pemula maupun yang sudah memiliki keterampilan dasar merajut. DAFTAR RUJUKAN Basit, A. 2010. Pemberdayaan Majelis Ta’lim Perempuan Dalam Perspektif Manajemen Dakwah. Jurnal Dakwah Dan Komunikasi, 42. Hasanah, S. 2013. Pemberdayaan Perempuan Melalui Kegiatan Ekonomi Berkeadilan Simpan Pinjam Syariah Perempuan. SAWWA, 91, 71–88. Hurriyati, R. 2010. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung Alphabeta. Kotler, Philip & Keller, K. L. 2009. Manajemen Pemasaran13th ed.. Jakarta Erlangga. Kotler, Philip dan Amstrong, G. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran 12th ed.. Jakarta Erlangga. Putri, O. N., & Darwis, R. S. 2015. Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 22, 29–283. Sutrisno, S. 2018. Pemberdayaan Anggota Majelis Taklim Melalui Usaha Susu Kedelai Dan Nugget. Journal of Community Service, 22, 21–28. Tuwu, D. 2018. Peran Pekerja Perempuan Dalam Memenuhi Ekonomi Keluarga Dari Peran Domestik Menuju Sektor Publik. Al-Izzah Jurnal Hasil-Hasil Penelitian, 13 1, 63. Wildan Saugi, & Sumarno. 2015. Pemberdayaan Perempuan Melalui Pelatihan Pengolahan Bahan Pangan Lokal. Jurnal Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat, 2November, 226–238. Umi MusaropahSuharto SuhartoDaluti DelimanugariCitra AyudiatiEntrepreneurship development based on creative industries for women congregation majelis taklim MT in Kepek village is carried out using the PAR Participation Action Research method which aims to encourage creative minds by pressing questions and participant-oriented guidance. Entrepreneurship development for MT female congregation in Kepek Gunung Kidul village can be achieved well. Among others are; There needs to be a follow-up in a series of mentoring and skills improvement, both for the main and supporting the business. The potential for good local wisdom can be converted into economic values. Massive development of marketing networks needs to be considered in order to have a bigger economic impact on the surrounding community. The government is advised to support deeper exploration of the local economic wisdom of the people of Gunung Kidul so that it can have a direct positive impact on its residents. Sutrisno SutrisnoTujuan pengabdian pada masyarakat yang dilakukan pada para ibu anggota kelompok majelis taklim pengajian di Rukun Warga RW 62 Perumahan Candi Gebang Permai, Sleman, Yogyakarta sebagai mitra binaan ini, adalah untuk pemberdayaan ekonomi dalam rangka menambah pendapatan rumah tangga. Kegiatan yang dilakukan dengan menggandeng mitra Omah Kedelai sebagai pemberi materi pelatihan, adalah dengan mengolah produk berbahan dasar kedelai berupa susu kedelai dan nugget yang berasal dari ampas susu kedelai. Metode pelaksanaan berupa pelatihan, dan pendampingan untuk berwirausaha. Pada akhir pelaksanaan kegiatan, program berhasil dengan baik, terbukti dengan kemampuan mitra binaan mampu memproduksi dan memasarkan produk berbahan dasar kedelai, sehingga mampu pendapatan kelompok sekaligus bisa menambah penghasilan bagi rumah TuwuThis paper aims to elaborate the extent of women's role working in the informal sector at marine tourism area in Batu Gong Beach of Konawe District. This research is a qualitative research using case study approach. The data was collected using in-depth interviews, Focus Group Discussion, and observation. Interviews were conducted on 15 women who had been married and have children, who worked as rice sellers, gogos, burasa, sate pokea, beverages, cakes, candies, cigarettes, tire rentals for swimming equipment, rental mats for seat, etc. The results indicate that the role of women who work and have income play significant role to support the family finance. The income earned from selling is used to meet the needs of household life such as as the complementary of the husband and family income; for daily shopping needs; for school’s fee and children’s expenses; and for other important needs such as when it comes to crises, severe illness, and other family problems. This study is expected to be useful for scientific development in the theme of the role of women who work in creating a prosperous BasitChanges in society are so quick to have implications for the change of religiosity. These conditions demand achange in managing the activities of proselytizing, to more professional direction. One of the institutions that need to berevised is the women’s majelis taklim who have potential and significant role in life. Women’s majelis taklim need to bemanaged by using modern management with a way to empower both personal, institutional and social institutions. With theexpected empowerment, majelis taklim activities not only as a medium of learning and teaching community, but can playa role in addressing humanitarian problems that often befall women and also to improve the welfare of Nindya Putri Rudi Saprudin DarwisPerempuan dalam kelompok perempuan kepala keluarga diberdayakan agar dapat meningkatkan perekonomian keluarga. Perempuan harus mempunyai kemampuan untuk melihat potensi yang ada, peluang-peluang yang mungkin dapat dikebangkan , sehingga dengan mudah peluang tersebut untuk diperluas menjadi jaringan yang lebih kuat. Faktor yang menyebabkan seorang perempuan menjadi kepala keluarga di dalam rumah tangga, antara lain karena perceraian, perempuan yang hamil dan mempunyai anak setelah di tinggal oleh laki-laki, serta karena suami meninggal dunia. Perempuan memiliki peran ganda dalam rumah tangga yang secara fisik lemah justru dibebani dengan tugas berat. Selain sebagai ibu rumah tangga, ia juga sebagai kepala keluarga. Perempuan sebagai kepala keluarga harus menjalankan peran ganda untuk keberlangsungan hidup keluarganya. Sebagai kepala keluarga, perempuan harus mampu mengkombinasikan dengan baik antara pekerjaan domestik dan yang berstatus kepala keluarga dimana ia harus mencari uang untuk menafkahi keluarganya dan juga harus memenuhi kebutuhan kasih sayang peran perempuan merupakan pendekatan praktis yang dapat dilakukan seperti disaat kondisi ekonomi keluarga memaksa perempuan memainkan perannya sebagai penyangga ekonomi keluarga. Sejumlah aktivitas dapat digambarkan terkait cara program perempuan kepala keuarga dalam memotivasi mengembangkan potensi, membangkitkan kesadaan, peningkatan keterampilan angota, membangkitkan rasa percaya diri, menghilangkan hambatan, penguatan kelompok, pemberian bimbingan dan dukungan, serta pengembangan jaringan dan pemeliharaan kemampuan anggota. Kemudian kegiatan pemberdayaan perempuan ini dinilai bermanfaat dalam meningkatkan perekonomian SaugiSumarno SumarnoPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelatihan pengolahan bahan pangan lokal yang dapat memberdayakan warga perempuan dusun Pagerjirak, Kejobong, Purbalingga. Penelitian ini merupakan participatory action research PAR dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Subjek penelitian terdiri dari kepala dusun, tujuh anggota tim pengelola dusun, dan 15 warga perempuan dusun. Data penelitian diperoleh dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian adalah sebagai berikut. 1 Perencanaan partisipatoris terdiri dari identifikasi kebutuhan dusun dan penyiapan tim pengelola program dusun. 2 Pelaksanaan proses pemberdayaan melalui pelatihan dimulai dengan menyiapkan tim pengelola, membentuk kelompok usaha, menjalin kemitraan dengan pihak pemerintah dan swasta, membangun rumah produksi, mengajukan izin produksi, produksi dan pemasaran produk, melakukan studi banding ke industri rumah tangga, melakukan perbaikan dan diversifikasi produk, dilanjutkan dengan pelatihan massal, dan pendampingan. 3 Indikator keberhasilan pelatihan diantaranya adalah bertambahnya pengetahuan dan keterampilan warga, serta diperolehnya pendapatan hasil usaha penjualan produk. 4 Keberlanjutan program pemberdayaan perempuan ditunjukkan dengan telah adanya pengembangan produk atau variasi produk dan terbentuknya kemandirian Kunci pemberdayaan perempuan, pelatihan, bahan pangan lokal Woman Empowerment Through Local Produce Processing TrainingsAbstractThis research aims to reveal the local produce processing that can empower women in Pagerjirak, Kejobong, Purbalingga. This research was participatory action research with the qualitative and quantitative approach. The research subject consisted of the village chief, core team consisting of seven people, and 15 women in the village. The research data were obtained through observations, interviews, and documentation. The results of research are as follows. 1 The participatory planning consists of need analysis and preparing management team. 2 The training processes are conducted by preparing the management team, building the business unit, creating relation with the government and private sectors, building production houses, applying for production permits, producing and marketing, comparative study to home industry, reflecting, improving, and diversifying product, holding massive, and mentoring. 3 The indicators of a successful training are the improvement of knowledge and skills of women, and the profit of product sales. 4 The sustainability of women empowerment program are product development or diversification and the management team becomes more and more woman empowerment, training, local producePemberdayaan Perempuan Melalui Kegiatan Ekonomi Berkeadilan Simpan Pinjam Syariah PerempuanS HasanahHasanah, S. 2013. Pemberdayaan Perempuan Melalui Kegiatan Ekonomi Berkeadilan Simpan Pinjam Syariah Perempuan. SAWWA, 91, Pemasaran dan Loyalitas KonsumenR HurriyatiHurriyati, R. 2010. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung Alphabeta.
ini telah banyak bermunculan majelis-majelis taklim, mulai majelis taklim anak-anak (TPA), remaja, ibu – ibu dan juga bapak-bapak. Hal ini berkaitan dengan timbulnya kesadaran beragama di kalangan masyarakat, sehingga dengan demikian tertarik dan cenderung untuk melakukan kegiatan yang sesuai
M A G E T A N. Assalamu Alaikum Wr. Wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha kuasa yang telah. melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat dan. Salam semoga tetap terlimpah atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Amiin. Seiring perkembangan Majelis Ta’lim yang kami kelola yang bernaung.
Jakarta - Sukarelawan Santri Dukung Ganjar SDG kembali menggelar pelatihan bercocok tanam dengan teknik hidroponik bersama ibu-ibu Majelis Taklim Pucang di Desa Srebegan, Jawa Tengah, Senin 5/6. Kegiatan tersebut dilakukan untuk meningkatkan ketahanan pangan sekaligus mengasah keterampilan para ibu-ibu bertani. VIDEO Ganjar Pranowo Unggah Momen Makan Malam Bersama Presiden Jokowi di Media Sosial Satu-satunya di Indonesia, Sekolah Virtual Gratis ala Ganjar untuk Pemerataan Pendidikan Hattrick Penghargaan Bappenas, Ganjar Dinobatkan Jadi Mentor Pembangunan Daerah Sehingga mereka bisa meningkatkan jiwa usaha melalui penerapan metode hidroponik. Kordinator Wilayah SDG Jateng, Gus Mukti Abdul Jabir mengatakan kegiatan tersebut untuk melatih para ibu-ibu agar bisa membantu perekonomian dengan melakukan wirausaha berbasis pertanian. "Pelatihan ini agar para ibu-ibu di desa ini bisa membantu perekonomian keluarga sekaligus bisa berkontribusi bagi lingkungan di sekitarnya dengan memaksimalkan lahan untuk menanam sayur-sayuran," ungkap Gus Mukti dalam siaran persnya. Dia menambahkan dalam pelatihan tersebut, loyalis Ganjar Pranowo itu juga menyampaikan pengenalan media tanam, penyakit tanaman hidroponik hingga ke pemasaran produk hasil budi daya tanam hidroponik. Dia juga mengajarkan cara membuat nutrisi siap pakai untuk tanaman, kemudian dilakukan pindah tanam bibit ke instalasi hidroponik. "Tentunya awal dasar hidroponik adalah pembenihan dan pembibitan, cara budi daya yang baik dan benar, kemudian diakhiri dengan panen," tuturnya.
kegiatan majelis taklim, materi yang dipelajari atau yang disuguhkan turut mempengaruhi antusias tidaknya anggota untuk ikut serta. Jika khususnya para ibu dari berbagai golongan strata sosial.
Sukarelawan Santri Dukung Ganjar SDG kembali menggelar pelatihan bercocok tanam dengan teknik hidroponik bersama ibu-ibu Majelis Taklim Pucang di Desa Srebegan, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin 5/6/2023. Kegiatan tersebut dilakukan untuk meningkatkan ketahanan pangan sekaligus mengasah keterampilan para ibu-ibu bertani. Sehingga mereka bisa meningkatkan jiwa usaha melalui penerapan metode hidroponik. baca juga SDG Sumsel Gelar Pelatihan Penanaman Budi Daya Buah Hadapi Dunia Digital, SDG Jatim Bekali Santri Kemampuan Fotografi Dan Videografi Relawan Santri Dukung Ganjar Edukasi Warga Jaktim Pentingnya Keterampilan Pemulasaraan Jenazah Kordinator Wilayah SDG Jateng, Gus Mukti Abdul Jabir mengatakan kegiatan tersebut untuk melatih para ibu-ibu agar bisa membantu perekonomian dengan melakukan wirausaha berbasis pertanian. "Pelatihan ini agar para ibu-ibu di desa ini bisa membantu perekonomian keluarga sekaligus bisa berkontribusi bagi lingkungan di sekitarnya dengan memaksimalkan lahan untuk menanam sayur-sayuran," ungkap Gus Mukti dalam siaran persnya. Dia menambahkan dalam pelatihan tersebut, loyalis Ganjar Pranowo itu juga menyampaikan pengenalan media tanam, penyakit tanaman hidroponik hingga ke pemasaran produk hasil budi daya tanam hidroponik. Dia juga mengajarkan cara membuat nutrisi siap pakai untuk tanaman, kemudian dilakukan pindah tanam bibit ke instalasi hidroponik. "Tentunya awal dasar hidroponik adalah pembenihan dan pembibitan, cara budi daya yang baik dan benar, kemudian diakhiri dengan panen," tuturnya. Tidak hanya memberikan pelatihan, Santri Dukung Ganjar Jateng juga membagikan ratusan benih seperi ikan bibit sayur hingga pakan ikan.
Waktu : 19.30 WIB. Tempat : Masjid Al-Ashri, Griya Pamulang Asri. Maka untuk kelancaran kegiatan tersebut kami mohon bantuan dana untuk kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Adapun biaya yang kami butuhkan diperkirakan sebesar Rp. 9.750.000,- (Sembilan juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) Proposal Terampir.
Peneliti merumuskan masalah yaitu “Adakah pengaruh kegiatan Majelis Taklim terhadap sikap keberagamaan perempuan Majelis Taklim Nurul Hidayah di Desa Gotong Royong Lampung Tengah?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh kegiatan majelis taklim terhadap sikap keberagamaan ibu-ibu Majelis Taklim Nurul Hidayah di Desa Gotong Royong Lampung Tengah. Kemudian peneliti mengajukan hipotesis alternatif yaitu ada pengaruh antara kegiatan Majelis Taklim terhadap pandangan keagamaan ibu-ibu Majelis Taklim Nurul Hidayah di Desa Gotong Royong Lampung Taklim Nurul Hidayah memiliki jamaah sebanyak 30 orang yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga. Keagamaan Ibu-Ibu Majelis Taklim Nurul Hidayah Desa Gotong Royong Lampung Tengah”. B. Identifikasi Masalah Kegiatan Majelis Taklim Nurul Hidayah yang berlokasi di Desa Gotong Royong Kecamatan Terbanggi Subing Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Keagamaan Perempuan Majelis Taklim Nurul Hidayah di Desa Gotomg Royong, Desa Terbanggi Subing, Kabupaten Lampung Tengah. Adakah pengaruh kegiatan Majelis Taklim terhadap sikap keberagamaan perempuan Majelis Taklim Nurul Hidayah di Desa Gotong Royong Lampung Tengah. Ha Di antara kegiatan Majelis Taklim ada pengaruh terhadap pandangan keagamaan ibu-ibu Majelis Taklim Nurul Hidayah di desa Gotong Royong Lampung Tidak ada pengaruh antara kegiatan majelis taklim terhadap sikap keagamaan ibu-ibu majelis taklim Nurul Hidayah di desa Gotong Royong Lampung Tengah. Penelitian ini dilakukan di Majelis Taklim Nurul Hidayah di desa Gotong Royong, Lampung Tengah. Kegiatan Majelis Taklim Nurul Hidayah dan variabel Y adalah sikap keagamaan anggota majelis Hasil penyebaran kuisioner mengenai sikap keberagamaan terhadap anggota majelis taklim wanita Nurul hidayah gotong royong pada tanggal 2 Agustus 2020. Ha Terdapat pengaruh antara kegiatan majelis taklim terhadap sikap keberagamaan ibu-ibu majelis taklim Nurul Hidayah Gotong Desa Royong, Lampung Tengah. H0 Tidak ada pengaruh antara kegiatan majelis taklim terhadap sikap keagamaan ibu-ibu majelis taklim Nurul Hidayah di desa Gotong Royong Lampung kegiatan Majelis Taklim dan Sikap Keagamaan Ibu Majelis Taklim Nurul Hidayah di Desa Gotong Royong Lampung Tengah. Jadi, pengaruh antara kegiatan Majelis Taklim terhadap Pemahaman Keagamaan Ibu Majelis Taklim Nurul Hidayah di Desa Gotong Royong Lampung Tengah termasuk dalam kategori kuat. Kemudian juga diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,572 yang berarti pengaruh antara kegiatan Majelis Taklim terhadap Sikap Keberagamaan Ibu Majelis Taklim Nurul Hidayah di Desa Gotong Royong Lampung Tengah tergolong juga diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,572 yang berarti pengaruh antara kegiatan Majelis Taklim terhadap sikap keagamaan ibu-ibu Majelis Taklim Nurul Hidayah di Desa Gotong Royong Lampung Tengah tergolong kuat. Tabel Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas Item Variabel X PENDAHULUANIdentifikasi MasalahBatasan MasalahRumusan MasalahTujuan dan Manfaat PenelitianPenelitian RelevanSikap KeagamaanPengertian Sikap keagamaanCiri-ciri Sikap KeagamaanFaktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap KeagamaanMajelis TaklimPengertian Majelis TaklimKegiatan Majelis TaklimTujuan Majelis TaklimKeterkaitan antara Kegiatan Majelis Taklim dan Sikap keagamaanHipotesis PenelitianMETODE PENELITIANVariabel dan Definisi Operasional VariabelKegiatan majelis taklim berkaitan dengan acara-acara dalam majelis taklim yang direncanakan untuk dilaksanakan. Populasi penelitian yang akan dilakukan adalah 40 jamaah yang terdaftar di Majelis Taklim Nurul Hidayah Desa Gotong Royong Desa Terbanggi Subing Kabupaten Lampung Tengah. Penelitian ini akan mengambil sampel sebanyak 30 jamaah yang aktif dalam kegiatan majelis Taklim Nurul Hidayah berkedudukan di Desa Gotong Royong, Kecamatan Terbanggi Subing, yaitu Kecamatan Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, Indonesia. Majelis Taklim Nurul Hidayah digunakan sebagai jembatan bagi para anggota Majelis Taklim khususnya kaum wanita untuk meningkatkan pemahaman keagamaan. Dan ibu-ibu sebagai jamaah sekaligus ibu rumah tangga selalu berusaha meluangkan waktu untuk mengikuti berbagai kegiatan yang dilakukan oleh Majelis Taklim Nurul majelis taklim Nurul Hidayah bertempat di Masjid Nurul Hidayah di Desa Gotong Royong 1, Jalan Lintas. Lokasi Sekretariat Majelis Taklim Nurul Hidayah berbatasan langsung dengan Bpk. Kediaman Yatino di sebelah utara dan timur. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan majelis taklim Nurul Hidayah di desa Gotong Royong, peneliti melakukan kuesioner kepada 30 jamaah majelis religius anggota Majelis Taklim Nurul Hidayah sangat dipengaruhi oleh rutinitas kegiatan Majelis Taklim. Dari uji korelasi rank Spearman pada pengumpulan data melalui 30 kuesioner yang berisi 15 item variabel x dan 15 item variabel y kepada 30 wanita anggota Majelis Taklim Nurul Hidayah. Diperoleh nilai Sig 2-tail sebesar 0,001 yang berarti 0,001 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima yaitu ada pengaruh antara kegiatan majelis taklim terhadap sikap keberagamaan ibu-ibu Majelis Taklim Nurul Hidayah di Desa Gotong Royong, Lampung hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut “Ada pengaruh antara kegiatan Majelis Taklim terhadap Sikap Keagamaan Ibu-ibu Majelis Taklim Nurul Hidayah di Gotong Royong Desa, Lampung Tengah".Populasi, Sampel dan Teknik SamplingTeknik Pengumpulan DataKuesioner adalah teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Angket disini dapat berupa pertanyaan atau pernyataan yang diisi oleh responden 41 Pendapat lain mengatakan bahwa angket adalah daftar pertanyaan tentang sesuatu yang diberikan pilihan jawaban dan untuk menjawab angket ada dua jenis diantaranya. Kuesioner terbuka, yaitu kuesioner yang memberikan kesempatan kepada koresponden untuk menjawab dengan menggunakan jawaban mereka tertutup, yaitu kuesioner yang menghasilkan jawaban dan responden tinggal memilih jawaban berdasarkan instingnya. Kuesioner tidak langsung berfungsi untuk mengumpulkan informasi melalui perantara, sedangkan kuesioner langsung digunakan untuk mencari informasi langsung dari informan. Dan yang akan penulis gunakan adalah angket tertutup dengan pilihan jawaban yang diberikan, dimana daftar pernyataan diberikan langsung kepada responden untuk dijawab atau data tersebut dapat berupa tulisan, gambar/foto, video, audio, log, karya, PenelitianKeabsahan atau validitas berasal dari kata validitas yang berarti derajat ketelitian dan kecermatan suatu alat ukur dalam pelaksanaan fungsi pengukurannya. Uji validitas pada penelitian ini akan dicari menggunakan aplikasi dengan membandingkan r hitung dan r tabel dengan syarat r minimal 0,3. Jika nilai r hitung untuk elemen instrumen kurang dari 0,3, item tersebut dikatakan tidak adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang memberikan data yang sama bila digunakan berulang kali untuk mengukur objek yang sama. Untuk keperluan pengujian validitas dan reliabilitas, penulis menggunakan program SPSS untuk memastikan bahwa angket atau angket yang dibangun benar-benar baik dalam mengukur gejala dan menghasilkan data yang mendapatkan keakuratan instrumen, penulis akan menggunakan uji validitas dan reliabilitas instrumen dengan menggunakan aplikasi SPSS. Dengan menguji instrumen pada responden di luar responden penelitian, instrumen tersebut akan memperoleh data tentang keakuratan instrumen yang akan digunakan. Instrumen disini dapat dikatakan sebagai alat yang digunakan untuk mengambil dan mengukur variabel yang akan diteliti, oleh karena itu ketelitian instrumen sangat diperlukan untuk mengumpulkan rangkaian kegiatan majelis rapat, indikator dalam kegiatan majelis rapat adalah keikutsertaan dalam pengurusan majelis rapat, mengikuti rangkaian kegiatan dengan baik, memperhatikan. Cenderung realistis, sehingga norma agama lebih luas diterapkan pada sikap dan perilaku. Memiliki sikap positif terhadap ajaran dan norma agama serta berusaha mempelajari dan memperdalam pemahaman bahwa ada hubungan antara pandangan keagamaan dan kehidupan sosial, akibatnya perhatian diberikan pada kepentingan organisasi Analisis DataTerbentuknya Majelis Taklim Nurul Hidayah didasari oleh kesadaran jamaah akan minimnya kegiatan keagamaan di desa Gotong Royong, maka dibentuklah Majelis Taklim di bawah naungan Organisasi Umat Islam Nahdhatul Ulama. Majelis Taklim dibangun sebagai wadah untuk memperdalam ilmu agama dan menjalin silaturahmi dengan umat Islam lainnya. Kuesioner yang disebar peneliti untuk mengumpulkan data kegiatan majelis taklim berjumlah 15 item valid dan reliabel yang dikaitkan dengan data uji validitas dan mengumpulkan data tentang pemahaman keagamaan wanita pertemuan taklim nurul hidayah, peneliti menyebarkan kuesioner dengan jumlah item yang valid dan reliabel sebanyak 15 item. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 23 dengan teknik analisis data korelasi rank spearman diperoleh data nilai sig 2-tailed sebesar 0,001 yang berarti 0,001 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima yaitu terdapat pengaruh antara kegiatan Majelis Taklim terhadap sikap keberagamaan Ibu-ibu Majelis Taklim Nurul Hidayah Desa Gotong Royong Lampung Tengah. Kegiatan majelis taklim harus dilaksanakan secara teratur dengan materi keagamaan yang berurutan dan berkesinambungan, sehingga jamaah mampu memahami ilmu agama secara Majelis Taklim terhadap Solidaritas Sosial Mekanis Jemaat Majlis Taklim Masjid Al-Barokah Pengok Yogyakarta. UIN Sunan Kalijaga, PENELITIAN DAN PEMBAHASANDeskripsi Lokasi PenelitianDeskripsi Data Hasil PenelitianPengujian HipotesisPembahasan7 Saya khusyuk membaca Al-Qur'an dan Surat Yasin ketika taklim berjamaah. Penulis tinggal bersama keluarganya di Jalan Lintas Sumatera Gotong Royong 1 Kecamatan Terbanggi, Kecamatan Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Tengah. Penulis menempuh pendidikan formal sejak duduk di TK Negeri Satu Atap Negeri Terbanggi Subing, SD Negeri 1 Terbanggi Subing, SMP Negeri 4 Gunung diterima di Sekolah Islam Negeri STAIN Jurai Siwo Metro pada tahun 2016 dengan beasiswa Bidikmisi. Melalui ujian mandiri IAIN Metro, penulis resmi menjadi mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, jurusan Pendidikan Agama Islam di Institut Agama Islam Negeri Metro anggota majelis taklim harus lebih aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh majelis taklim, baik secara rutin maupun kegiatan silaturahmi antar majelis taklim.